Kader Siap: Cegah Stunting (Buku Dosen Prodi Kebidanan,STIPABA)

Judul : Kader Siap: Cegah Stunting
Pengarang : Sherly Angellina,S.SiT., M.Keb
Impresum : Pontianak, Kabant Sejati
Tahun : 2025
Kolasi : 40 hal.; ilus.; 10cm
ISBN :62-507-1763-767
Kata Kunci : Stunting
ABSTRAK
Menurut World Health Organization (WHO), stunting adalah gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan oleh gizi buruk, infeksi yang berulang, dan simulasi psikososial yang tidak memadai. Apabila seorang anak memiliki tinggi badan lebih dari standar deviasi median pertumbuhan anak yang telah ditetapkan oleh WHO, maka ia dikatakan mengalami stunting.Hal ini sesuai dengan definisi Kemenkes RI (2016) yang menyatakan bahwa balita stunting adalah balita pendek berdasarkan umurnya dengan panjang (PB/U) atau tinggi badan (TB/U) dibandingkan dengan standar pertumbuhan anak ( Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2016)
Pemerintah Indonesia telah membuat suatu komitmen global dan nasional dalam meningkatkan kesejahteraan anak, dalam mewujudkan Agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutkan (SDG’s) 2030, pada tujuan kedua yaitu menghapuskan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi Indikator nasional yang digunakan untuk mengukur target SDG’s tersebut adalah prevelansi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak usia dibawah lima tahun (balita). Stunting merupakan permasalahan gizi terbesar yang menimbulkan dampak jangka panjang terhadap kesehatan dan keberlangsungan hidup anak serta kemampuan bangsa ini dalam mencapai target pembangunan nasional dan internasional ( Direktorat Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, 2022)
Stunting secara nasional menunjukkan perbaikan dengan turunnya tren sebesar 3,3 persen dari 27,7 persen tahun 2019 menajdi 24,4 persen tahun 2021, data ini hasil studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). Secara umum tren status gizi membaik dari tahun ke tahun, dilihat dari tahun 2018,2019, dan 2021 angka stunting sudah menurun sekarang menjadi 24,4 persen (Kementrian Kesehatan RI, 2021).
Bingung Perawatan Tali Pusat ??? Jangan Panik Mom!!! (Buku Dosen Prodi Kebidanan, STIPABA)
Judul : Bingung Perawatan Tali Pusat ??? Jangan Panik Mom!!!
Pengarang : Sherly Angellina, Antika Nurvidary, Petrus Budi Rahajo
Impresum : Pontianak, Ams Pustaka, 2024
Tahun : 2024
Kolasi : 66 hal.; ilus.; 10cmx14cm
ISBN : 978-623-5737-53-9
Kata Kunci : Perawatan tali pusat
Abstrak
Tindakan atau cara melakukan perawatan tali pusat sampai dengan pupus
setelah bayi lahir merupakan pengertian dari perawatan tali pusat.
Teknik peraatan yang salah dapat mempengaruhi lama pelepasan tali
pusat hingga infeksi tetanus neonatorum.
Dalam rangka mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) yakni
menekan angka kematian bayi 12 per 10.000 angka kelahiran hidup pada
tahun 2030. Dengan salah satunya menekan angka infeksi. Data (WHO,
2023), pada tahun 2018 sekitar 2.500 bayi baru lahir meninggal
dikarenakan tetanus , sedangkan di Indonesia Angka Kematian
Bayi (AKB) pada tahun 2022 sebesar 0,51 per kelahiran hidup
(Direktorat Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, 2022), slah satu
penyebabnya karena infeksi tetanus (Kemenkes, 2022), penelitian
menunjukan bahwa 33% kasus tetanus neonatal diikuti dengan adanya
penyakit omphalitis dan sepsis (Blencowe, 2011).
Omphalitis adalah penyakit lokal yang menyerang neonatus sehingga
diperlukan cara melakukan perawatan tali pusat dengan benar (Steer,
2020)
Perawatan tali pusat secara umum bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi
dan mempercepat pupusnya tali pusat. Infeksi siskemik yang terjadi
pada bayi baru lahir dapat terjadi melalui tali pusat. Infeksi tali
pusat dapat dicegah dengan melakukan perawatan berprinsip pada bersih
dan kering (Maryunani, 2018). Hal ini sejalan dengan Kemenkes 2022
upaya untuk mengurangi angka kematian bayi karena infeksi tali pusat
atau tetanus neonatorum, dengan memberikan pelayanan maternal dan
neonatal berkualitas(cost-efective) yang tertuang dalam tiga pesan
kunci, yaitu setiap kehamilan diberikan toksoid tetanus yang sangat
bermanfaat untuk mencegah tetanus neonatorum, hendaknya sterilitas
harus diperhatikan benar pada waktu pemotongan tali pusat demikian
pula peawatan tali pusat selanjutnya, penyuluhan megenal perawatan
tali pusat yang benar pada masyarakat.
PKKMB Fasilitas Perpustakaan
Bimbingan Pemanfataan Fasilitas Perpustakan STIKES Panca Bhakti Pontianak T.A 2023-2024
Buku Saku Upaya Penanggulangan Covid 19 (Buku Dosen Prodi Kebidanan, STIPABA)

Judul : Buku Saku Upaya Penanggulangan Covid19
Pengarang : Elise Putri, S.ST, M. Kes, M.Keb
Impresum : Pontianak, Kabant Sejati
Tahun : 2020
Kolasi : 40 hal.; ilus.; 10cm
ISBN : 978-602-53166-6-1
Kata Kunci : Covid-19
ABSTRAK
Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, bercapsul dan tidak bersegmen. Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae. Coronavirus bersifat sensitif terhadap panas dan secara efektif dapat diinaktifkan oleh desinfektan mengandung klori, pelarut lipid dengan suhu 56 derajat celsius selama 30 menit, eter, alkohol, asam perioksiaseta, detergent nn ionik, formalin, oxidizing agent dan kloroform.
Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau berat. Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu >38 derajat selsius), batuk dan kesulitan bernafas, selain itu dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue, mialgia, gejala gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran nafas lain. Setengah dari pasien timbul sesak dalam satu minggu. Pada kasus berat perburukan secara cepat dan progresif seperti ARDS, syok, septic, asidosis metabolic yang sulit dikoreksi dan perdarahan atau disfungsi system koagulasi dalam beberapa hari. Pada beberapa pasien, gejala yang muncul ringan, bahkan tidak disertai dengan demam. Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik. Namun sebagian kecil dalam kondisi kritis bahkan meninggal.
Berikut sindrom klinis yang dapat muncul jika terinfeksi ; a) Tidak berkomplikasi, kondisi ini merupakan kondisi ringan. Gejala yang muncul berupa gejala yang tidak spesifik seperti demam, batuk disertai nyeri tenggorokan, kongesti hidung, malaise, sakit kepala dan nyeri otot. b) Pneumonia ringan, gejala utama dapat muncul seperti demam, batuk, dan sesak, namun tidak ada tanda pneumonia berat. c) Pneumonia berat, biasanya terjadi pada pasien dewasa. Gejala yang muncul diantaranya demam (curiga infeksi saluran nafas) dengan tanda-tanda yaitu takipnea (frekuensi nafas > 30x / mnt), distres pernafasan berat atau saturasi oksigen pasien <90 % udara luar.
Upaya penanggulangan coronavirus yang dapat dilakukan dengan cara menggunakan masker. Menurut WHO bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan RI dan sejumlah mitra hal yang harus diketahui saat memakai masker adalah : 1) Jika anda sehat, anda tidak perlu memakai masker, kecuali jika anda merawat pasien yang diduga terinfeksi Covid-19. 2) Kenakan masker jika batuk atau bersin. 3) Masker hanya efektif bila digunakan dalam kondisi tangan bersih. 4) Jika menggunakan masker, maka harus tahu cara menggunakan dan cara membuangnya dengan benar. (10072023)
Manajemen Kebidanan: Dokumentasi Metode SOAP (Buku Dosen Prodi Kebidanan, STIPABA)

Judul : Manajemen Kebidanan: Dokumentasi Metode SOAP
Pengarang : Dr. Windiyati, M. Kes
Impresum : Pontianak, Quality Development
Tahun : 2012
Kolasi : 189 hal.; ilus.; 15 cm
ISBN : 978-602-19303-7-3
Kata Kunci : Dokumentasi Kebidanan
ABSTRAK
Manajemen adalah suatu proses pemecahan masalah dalam melaksanakan asuhan kebidanan yang meliputi asuhan kehamilan, asuhan persalinan, asuhan nifas, asuhan kesehatan reproduksi. Manajemen kebidanan adalah salah satu pola pikir bidan dalam memecahkan masalah kliennya secara sistematis dan dapat didokumentasikan dengan praktis.
Manajemen kebidanan bagi seorang bidan bukanlah hal baru, karena sejak zaman dulu seorang bidan dalam bertindak dan memecahkan masalah klien yang dihadapinya berdasarkan pengalaman. Pengalaman–pengalaman inilah yang dijadikan bidan sebagai patokan dalam praktiknya.
Di dalam praktiknya seorang bidan akan menerapkan manajemen yang meliputi asuhan–asuhan yang sesuai dengan tugas dan fungsinya. Salah satu peran bidan dalam tugasnya adalah peran sebagai pelaksana, bidan dituntut dapat menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan yang diberikan. Dengan penerapan manajemen pada setiap asuhan yang diberikan, diharapkan seorang bidan dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan kewajiban dan wewenang sebagai seorang bidan.
Helen Varney adalah seorang bidan kelahiran Inggris yang pernah menulis tentang manajemen kebidanan dengan penyelesaian 5 langkah. Kemudian dalam pelaksanaan selanjutnya bidan banyak melaksanakan hal-hal yang emergency sesuai dengan wewenangnya sehingga Helen Varney menyempurnakan kembali manajemen kebidanan menjadi 7 langkah. Proses manajemen kebidanan yang ditulis Varney berdasarkan proses manajemen kebidanan American College of Nurse Midwife yang pada prinsipnya sama dengan pemikiran Varney, yang terdiri dari 7 langkah yang berurutan. Proses dimulai dari pengumpulan data sampai berakhir dengan evaluasi dan secara berurutan harus diulang sesuai dengan kondisi klien yang diberikan asuhan. (10072023)
Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan (Buku Dosen Prodi Kebidanan, STIPABA)

Judul : Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan
Pengarang : Dr. Windiyati, M. Kes
Impresum: Pontianak, Quality Development
Tahun : 2017
Kolasi : 109 hal.; ilus.; 14 cm
ISBN : 978-602-19303-6-6
Kata Kunci : KDPK
ABSTRAK
Buku Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan membahas tentang keterampilan dasar seorang mahasiswa kebidanan, mulai dari cara merapikan tempat tidur, menyuntik sampai dengan memasang infus secara mandiri. Di dalam buku ini dijelaskan secara runtun langkah demi langkah praktik klinik dasar yang harus dilakukukan baik secara mandiri maupun bimbingan.
Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan (KDPK) merupakan dasar praktik klinik atau pondasi yang harus diketahui oleh mahasiswa kebidanan untuk menguasai keterampilan lebih lanjut. Buku Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan ini untuk mempermudah mahasiswa maupun pengajar dalam proses perkuliahan di kelas dan di lahan praktek agar mahasiswa mempunyai bekal ilmu/teori untuk praktek di laboratoruim klinik sebelum praktek nyata dengan pasien.
Pembahasan dalam buku Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan (KDPK) meliputi anatara lain:
- Kebutuhan dasar manusia / kebutuhan fisik
- Persiapan pemeriksaan diagnostik / radiologi
- Melakukan pemrosesan alat
- Melakukan perawatan luka bedah kebidanan
- Melakukan pemeriksaan fisik bayi, balita dan ibu
- Teknik pemberian obat dan sebagainya
Dalam abstraksi yang bersumber dari buku Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan (KDPK ini juga akan disajikan definisi dari beberapa tindakan, sebagai berikut:
- Antisepsis, proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit, selaput lendir, atau tubuh lainnya dengan menggunakan bahan antimicrobial (antiseptic)
- Asepsis dan teknik aseptic, istilah yang digunakan untuk menggambarkan upaya kombinasi untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam area tubuh manapun yang sering menyebabkan infeksi
- Dekontaminasi, tindakan terhadap alat / bahan sebelum dilakukan pencucian agar aman bagi petugas yang akan menangani. Tindakan ini dilakukan dengan cara merendam / mengusap dengan larutan chlorine 0,5% yang dapat membunuh dengan cepat virus hepatitis dan HIV.
(10072023)
Bahan Ajar Keterampilan Dasar Praktek Klinik (Bidan dan Perawat ) (Buku Dosen Prodi Kebidanan, STIPABA)

Judul : Bahan Ajar Keterampilan Dasar Praktek Klinik (Bidan dan Perawat )
Pengarang : Margaretha Ita, S.KM
Penerbit/Tahun : Pustaka Literasi, 2021
Kolasi : 140 hal.; ilus.; 14 cm
ISBN : 978-623-96522-4-1
Kata Kunci : KDPK
ABSTRAK
Pemeriksaan fisik merupakan suatu tindakan yang harus bisa di lakukan oleh tenaga kesehatan baik bidan maupun perawat, karena ini keterampilan yang paling mendasar. Dalam pemeriksaan fisik banyak hal yang akan ditemukan bila terjadi perubahan pada tubuh seseorang dan hasil pemeriksaan fisik termasuk data objektif.
Pemeriksaan fisik yang objektif dapat dilakukan pemeriksaan dari kepala sampai ke ujung kaki, dari hasil pemeriksaan fisik tersebut dapat dijadikan data untuk pemeriksaan kepada pasien. Dalam pemeriksaan fisik ada urutan yang harus dilaksanakan pada saat melakukan pemeriksaan fisik. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
- Inspeksi yang berarti mengamati dengan seksama panca indra
- Palpasi yaitu memeriksa dengan cara meraba, dan memegang
- Perkusi yaitu memeriksa dengan cara mengetuk
- Auskultasi adalah mendengarkan dengan menggunakan stetoskop
Dalam hal ini keterampilan pemeriksaan fisik harus dicapai melalui latihan-latihan yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk melatih panca indra yang kita gunakan. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan penilaian keadaan umum seorang pasien. Adapun penilaian yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
- Keadaan sakit pasien
- Menilai tanda-tanda vital.
(10072023)

